MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Kamis, (13/08-2020) - Virus Covid-19 atau biasanya disebut Virus Corona merupakan sebuah makhluk tak terlihat oleh mata telanjang tanpa adanya bantuan, penularannya yang melesat dapat menyerang berbagai kalangan masyarakat di berbagai belahan dunia. Virus covid-19 muncul di akhir 2019 di Wuhan, China.
Kemudian virus ini makin menjadi perbincangan saat banyak negara lain yang juga terinfeksi. Bahkan tak tanggung-tanggung, virus ini menyebabkan tingginya angka kematian di suatu negara. Pandemic ini juga masuk ke Indonesia sejak februari, 2020.
Indonesia merupakan salah satu negara yang juga ikut merasakan dampak negatif dari pandemi ini. Kehadiran virus ini membuat banyak kasus dan korban yang berjatuhan. Walaupun begitu, pemerintah juga meminta kepada masyarakat untuk ikut membantu untuk menghentikan penyebaran virus ini. Salah satu cara yang dikeluarkan pemerintah adalah social distancing dan PSBB. Selain itu tenaga medis juga benar-benar dikerahkan untuk menangani masalah pandemic covid-19.
Adanya Covid-19 memang merugikan banyak pihak, kerugian yang dimaksud tak hanya berupa ekonomi, namun juga pendidikan dan hubungan sosial yang mau tak mau harus dilakukan dengan jarak yang jauh. Tak jarang peraturan ini menimbulkan banyak masalah bagi banyak orang sehingga menyebabkan frustasi atau depresi.
Sebagian orang yang mengalami hal tersebut merasa bahwa berdiam diri di rumah adalah hal yang sangat membosankan. Hal ini karena beberapa orang sudah terbiasa untuk melakukan kontak sosial atau bahkan menganggap bahwa interaksi sosial secara langsung merupakan sebuah kebutuhan. Tentunya kehadiran Covid-19 menjadi hal yang menyebalkan bagi orang-orang tersebut. Selain tidak bisa berinteraksi secara langsung, aktivitas yang terbatas pun ikut memicu timbulnya rasa depresi tersebut.
Berada di rumah memang membuat sebagian orang merasa bosan. Kebosanan ini dapat terjadi oleh beberapa hal, seperti tidak ada kegiatan positif yang dapat dilakukan, hidup terlalu menoton, tidak adanya waktu untuk saling melakukan hal-hal baru bersama teman-teman, dan kurangnya aktivitas sosial dalam keluarga karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Hal ini memang sudah sering terjadi pada sebuah keluarga baik sebelum pandemic maupun saat munculnya pandemic. Oleh karena itu dengan adanya pandemic tentunya munculah permaslahan baru. Tidak hanya menjadi terkendala dalam hal ekonomi, hal ini tentunya menjadi poin tambahan bagi keluarga untuk benar-benar memegang penuh peraturan di dalam rumah.
Rasa yang membosankan ini tentunya memerlukan anggota keluarga seperti orang tua untuk mengatur aktivitas sehingga aktivitas di dalam rumah terlihat tidak membosankan.
Namun, banyak sekali karakter orang tua yang berbeda-beda selama pandemic ini berlangsung. Ada yang sangat protektif dan melarang anaknya untuk berada di halaman rumah. Ada juga tipe orang tua yang mengambil kesempatan di rumah dengan menikmati dan meluangkan waktu bersama keluarga.
Tipe orang tua yang hanya berceramah dan sambil marah-marah karena anaknya yang tidur seharian bukannya membuat anak nyaman berada di rumah, namun justru menimbulkan stress. Atau tipe orang tua yang menyediakan fasilitas dengan baik namun sibuk dengan urusan pribadi pun tidak menjamin kepuasan berada di dalam rumah.
Memang, peran orang tua sangatlah penting dalam keluarga, terlebih untuk situasi pandemic ini. Selain mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, orang tua juga harus membangun suasana hangat dalam keluarga sehingga membuat setiap anggota keluarga merasa nyaman walaupun harus melakukan semua aktivitas di rumah saja. Tentunya tipe orang tua yang diharapkan ialah orang tua yang mampu berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga dengan mendengarkan keluhan atau mencari solusi suatu masalah.
Lalu, apa akibatnya jika orang tua tidak bisa membangun hal-hal di atas dalam keluarganya?. Jawabannya sebenarnya sangat beragam, hal ini dilihat dari mampu atau tidaknya anggota keluarga termuda seperti anak-anak dalam menerima keadaan. Sebagian dari anggota keluarga mungkin mempunyai kemauan sendiri untuk tetap produktif walaupun di rumah saja.
Peran orang tua yang penting ini kadang sering diabaikan. Beberapa orang tua merasa bahwa mereka hanya perlu bekerja keras untuk menghasilkan uang dan mencukupi kebutuhan anggota keluarganya. Namun itu adalah perspektif yang salah dan harus dihindari.
Perlu sekali bagi setiap orang tua untuk memahami betul, bahwa kebutuhan ekonomi memang satu dari banyaknya kebutuhan lain. Kebutuhan ekonomi seharusnya tidak membuat banyak kebutuhan lain terabaikan. Ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa manusia ini tidak hanya perlu kebutuhan yang bersifat fisik saja, tetapi juga membutuhkan kebutuhan mental.
Kebutuhan ekonomi dan fasilitas belajar dikategorikan sebagai kebutuhan fisik. Di tengah pandemic penting sekali menyeimbangkan kedua macam kebutuhan tersebut. Apabila salah satu diabaikan maka hidup juga tidak akan tertata dengan baik.
Contoh apabila kebutuhan fisik yang diabaikan, maka raga akan hancur karena tidak menerima asupan makanan, dan lainnya, jika kebutuhan mental yang diabaikan, maka disetiap upaya pemenuhan kebutuhan fisik menimbulkan rasa tidak nyaman, tertekan dan emosi tidak stabil.
Orang tua memang berperan penting, begitu juga dengan anggota keluarga. Memberatkan beban baru kepada orang tua justru membuat mereka menjadi stress. Jadi, benar bahwa orang tua memang harus membangun suasana hangat dalam keluarga. Namun, peran anggota keluarga untuk memahami kondisi juga sangat penting.
Bagaimana suasana ini dapat dibangun?, jawabannya ialah harus ada rasa saling menghargai dan membutuhkan. Anggaplah berkumpul dengan keluarga menjadi waktu mengistirahatkan diri. Anak-anak yang pusing dengan belajar daring, bisa merasa nyaman saat berkumpul dengan keluarga, begitu juga dengan orangtua yang melepas beban setelah penat bekerja dengan tertawa bersama anak-anaknya.
Saat ini, tidak hanya tenaga medis yang benar-benar harus bekerja keras. Semua masyarakat juga harus saling mengerti dengan keadaan. Orang tua harus benar-benar membuat aturan dan memantau aktivitas anggota keluarganya. Karena itu benar sekali bahwa orang tua memegang peranan yang tak kalah penting selama pandemic ini.
Walaupun terlihat hanya membantu secara internal (lingkup keluarga sendiri), namun bayangkan jika semua orang tua di Indonesia sadar betul akan pentingnya peran yang dimiliki, maka semua keluarga pastinya mendapatkan perlakuan yang sama.
Karena pada dasarnya pemerintah memang mengatur negara secara keseluruhan. Namun, pemerintah tidak setiap saat berada dalam sebuah lingkungan dan tidak sanggup memantau penuh rakyatnya secara langsung yang dipisahkan oleh lautan. Namun hal ini bisa dilakukan oleh orang tua yang berada dalam keluarga. Orang tua memeran peran penting untuk keluarganya masing-masing. Selain menjaga diri, menjaga dan merawat anggota keluarga juga merupakan sebuah kewajiban semua anggota keluarga.
Kekuatan dan keyakinan penuh orang tua akan perannya, sangatlah penting untuk mengatasi masalah selama di pandemic ini. Dengan cara memantau anggota keluarga , membuat aturan tegas, secara tidak langsung sudah mengurangi jumlah kasus positif covid-19 dan menyelamatkan generasi bangsa dari kebodohan dan kerapuhan akibat covid-19. (***)
IDENTITAS PENULIS
Nama: Saydinni Ainun
Prodi: Sosiologi Agama
Fakultas: Ilmu Sosial
Instansi: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Kelompok 77 KKN-DR UINSU 2020