OBORKEADILAN.COM| JAKARTA| Tiga unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Senin (18/12/2017) Dua tahu yang lalu.
"Tiga unit pertama dikirim dengan pesawat C-17 Globe Master tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani tanggal 18 Desember 2017," ujar Wakil Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat.
Eko menuturkan, tiga heli tersebut termasuk dalam program pembelian delapan unit melalui program Foreign Military Sales (FMS) untuk menjamin kesiapan alutsista secara maksimal.
Pengiriman helikopter dilaksanakan dalam dua gelombang. Pengiriman tiga unit pertama dikirim dengan pesawat C-17 Globe Master.
Catatan
Tapi seberapa canggih helicopter ini ?
Helikopter AH-64 D Apache Longbow merupakan keluarga dari helicopter Apache AH-64 A yang battle proven. Helikopter seri awal ini biasanya dipersenjatai dengan 16 peluru kendali berpandu laser Hellfire, 76 buah roket 70 mm dan atau dikombinasikan dengan kanon otomatis 30 mm yang membawa 1200 peluru high explosive.
Helikopter Apache Angkatan Darat AS (US Army) memainkan peranan penting pada operasi di Panama (Operation Just Cause) pada tahun 1989.
Kemudian diterjunkan dalam perang pembebasan Kuwait, dengan menghancurkan unit-unit radar peringatan dini. Pada Operation Dessert Storm, AH-64 A menunjukkan kehandalannya dengan menghancurkan lebih dari 500 unit tank dan ratusan APC (armored Personel Carrier), truk dan kendaraaan militer lainnya.
Dalam Perang Teluk, AH-64 A yang telah dilengkapi dengan sensor dan system penglihatan membuktikan keefektifannya, ini dibuktikan dengan ribuan jam operasi dan kesiapan tempurnya diatas 85 persen.
Boeing Company telah men-deliver 937 unit AH-64 A Apache, yang terdiri dari 821 unit untuk Angkatan Darat AS dan 116 unit untuk export seperti ke Mesin, Yunani, Israel, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab antara tahun 1984.
Mesin Apache adalah dua mesin turboshaft T700-GE-701 buatan General Electric Aviation, sedangkan Apache untuk Inggris dicangkokan mesin RTM322 buatan Roll Royce/Turbomeca.
Dengan dukungan mesin ini, Apache memiliki kemampuan menanjak dengan kecepatan 889 m/menit, kecepatan maksimum adalah 279 km/jam, daya jelajah non stop 1900 km.
Lama terbang mencapai3 jam 9 menit, dengan berat 5165kg dan maksimum berat saat take off 10433kg.
Dengan kemampuan ini, Apache berfungsi sebagai close air support dan mengawal tentara dan kendaraan tempur pada zona perang.
AH-64D Apache Longbow Radar yang melengkapi helicopter AH-64 D Longbow mempunyai beberapa keunggulan, meliputi :
– Keakuratan penghancuran pada jarak yang lebih jauh
– Beroperasi siang maupun malam
– Mengidentifikasi 128 target dalam waktu kurang satu menit
– Integrasi sensor, jaringan dan komunikasi digital, memiliki management tempur dalam real time, dapat men-transmisikan image dan target lokasi ke komandan operasi lapangan.
Persenjataan yang dapat diangkut oleh helicopter ini meliputi :
– Kanon otomatis 30 mm Boeing M230 dengan kecepatan menembak 625 peluru dalam satu menit.
Amunisi yang diangkut adalah sebanyak 1200 peluru.
– Peluru kendali udara ke darat Lockheed. Martin/Boeing AGM-114 D Longbow Hellfire, dengan jangkauan sasaran 8 – 12 km.
– Dapat dilengkapi juga dengan peluru kendali udara ke udara (Stinger, AIM 9 Side winder, Mistral dan Sidearm).
Dilengkapi juga dengan Hydra, yang merupakan system senjata penghancur lebih presisi (Advanced Precision Kill Weapon System
– APKWS), merupakan keluarga dari roket 70 mm berpandu atau tidak berpandu. Bahkan sudah dilengkapi dengan APKWS II, dengan system pandu
–laser merupakan kerja sama dengan BAE System.
Angkatan Darat Inggris melengkapi helicopter canggih ini dengan system roket CRV7 70 mm.
– Dalam operasi tempur, biasanya Apache membopong 16 peluru kendali Hellfire dan 4 peluru kendali udara ke udara.
Helikopter AH-64D Longbow dilengkapi dengan Radar Longbow millimeter wave buatan Northrop Grumman. Radar ini dapat bekerja baik pada kondisi visibility yang buruk.
Lockheed Martin juga mengembangkan perlengkapan Target Acquition Designation Sight (TADS) dan Pilot Night Vision Sensor (PVNS). TADS dapat menyajikan image dari target dalam bentuk direct-view-optic, televisi dan three field of view dari hasil system Forward Looking Infra Red (FLIR), yang ditujukan untuk mencari, mendeteksi dan mengenali sasaran.
Image dari hasil PVNS kemudian didisplay oleh system yang dibuat oleh Honeywell pada system Integrated Helmet and Display Sighting System (IHADSS), sehingga dapat dilihat baik oleh Pilot, Co Pilot dan Gunner pada alat monocular yang terpasang pada helm masing-masing.
Lebih jauh Lockheed Martin mengembangkan system Arrowhead, yaitu system baru targeting and night vision dari hasil pengembangan generasi kedua sensor long wave infra merah yang menghasilkan perbaikan pada jarak dan resolusi gambar yang dihasilkan. Improvemen ini memberikan kelebihan image hasil FLIR dalam bentuk three field of view, dual field of view, CCD TV camera, electronic zoom, target tracker dan auto boresight.
Dibandingkan dengan AH-64D Apache tanpa radar, hasil uji coba pada tahun 1995, menunjukkan keunggulan dari AH-64 D Longbow adalah sbb :
– 400 % lebih mematikan.
– 720 % lebih survivable
– Dapat dengan mudah menghancurkan target bergerak atau target diam saat system optic tidak efektive.
–Mampu mendeteksi dan mengklasifikasi 128 target dalam satu waktu, dapat mengidentifikasi 16 target yang dinilai paling membahayakan, dapat men-transmit informasi ke pesawat lainnya dalam waktu 30 detik.
- Mempunyai keakuratan lebih baik pada jarak tembak yang lebih jauh dan dapat bertempur lebih efektiv pada malam hari dan segala cuaca.
- Sistem komunikasi yang canggih dan kemampuan tempur memberikan komandan lapangan kemampuan lebih efektiv dalam memanage pertempuran abad ke 21.
Jadi, kalau AH-64D Apache Longbow harga per unit mahal, tentu saja karena helicopter ini merupakan helicopter tempur canggih yang dijejali didalamnya perlengkapan penginderaan, komunikasi dan jammer serta persenjataan mematikan yang telah membuktikan kehandalannya dalam setiap medan pertempuran di abad 21.
Helikopter ini hanya dimiliki oleh negara-negara tertentu seperti : Israel, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Yunani, Belanda dan Inggris dan indonesia (dengan kode : AH Mk1). (*)
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan