Kapal Tanker Muatan Minyak Sawit Hilang Dibajak ?
Media Nasional Obor Keadilan|Jakarta, Dunia pelayaran Indonesia kembali dikejutkan Sebuah kapal tanker MT Namse Bangdzhod dengan GT/NT 1128 yang bermuatan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dinyatakan hilang kontak.
Kapal berbendera Indonesia yang dioperasikan oleh PT Surabaya Shipping Lines dan berkantor pusat di Surabaya memiliki bobot sekitar 1.950 ton 75-15 meter dan lebar 12 meter itu awalnya bertolak dari pelabuhan di Sampit kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Seharusnya tiba di pelabuhan Tanjuk Priok Jakarta Utara sejak 27 Desember 2018 lalu.
Hilangnya kapal MT Namse Bangdzhod tersebut sudah dibenarkan Direktur Kesatuan Penjaga Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jumaidi dan kepala kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Samit.
"Iya benar. MT Namse Bangdzhod hilang kontak, posisi terakhir terecatat di perairan ujung Karawang arah Tanjung Priok dari Sampit pada 1 Januari 2019." kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit, Thomas Chandra saat dikonfirmasi di Sampit, Minggu (6/1/2019).
Dijelaskan Baslan Damang saat ditemui di kantornya, saat ini pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, KSOP Tanjung Priok, Basarnas, KSOP Sampit, dan juga owner kapal juga ikut serta mencari serta memonitor keberadaan kapal tersebut.
"Kapal MT Namse Bangdzod memiliki 12 crew. Terdiri dari seorang nahkoda dan 11 anak buah kapal (ABK), kami berharap tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan terhadap kapal tersebut,” tutup Baslan.
Seperti diketahui, mengutip beritatrans.com, kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2017 lalu. Belakangan diketahui terjadi penjarahan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil) di perairan Dumai yang diduga melibatkan anak buah kapal (ABK) yang dipercaya membawa CPO tersebut.
PT Wilmar, sebuah perusahaan produsen CPO besar di Dumai melaporkan kehilangan muatan sebanyak 84 ton minyak sawit mentah yang diangkut menggunakan SPOB Seroja dari Sampit Kalimantan Tengah.
Laporan kehilangan tersebut disampaikan pihak perusahaan ke Mapolres Dumai dan saat ini, aparat kepolisian sudah menahan 4 orang anak buah kapal diduga terlbat dalam aksi yang dilaporkan merugikan perusahaan hingga Rp 600 juta.
Pihak perusahaan sendiri melaporkan kalau kejadian pencurian tersebut diketahui sudah dua kali terjadi dan kecurigaan diarahkan kepada awak kapal pengangkut karena terjadi selisih yang cukup jauh pada dinding kapal saat dilakukan penghitungan.
Manajemen PT Wilmar Nabati group kepada wartawan di Dumai Ahad (23/7) membenarkan adanya pencurian minyak mentah tersebut.
“Kalau laporan terbarunya, terjadi pada 12 Juli lalu. Sebanyak 84 ton CPO kita yang diangkut dengan menggunakan kapal SPOB Seroja XIV dengan muatan angkut 3650.0,26 MT dari Kota Sampit tiba di Dumai sudah berkurang sekitar 84 ton,” ujar Marwan. (Arsyad Prayogi)