Istimewa
"Kami meyakini bahwa Presiden telah memikirkan secara matang menunjuk calon Panglima TNI. Ini memenuhi rasa kebersamaan dan keadilan di TNI, dari sisi matra angkatan udara," kata Meutya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Dia menilai Marsekal Hadi memiliki modal yang besar dalam memimpin TNI karena pernah menjabat Sekretaris Militer tahun 2015-2016 dan baik dalam hubungan kerja bersama Presiden Joko Widodo.
Menurut dia dengan bekal tersebut, diharapkan tercipta chemistry yang semakin kuat antara Presiden Jokowi dan Marsekal Hadi sehingga tugas pertahanan dan keamanan TNI bisa berjalan lebih baik.
"Beliau punya modal besar karena dulu sebagai Sesmil juga banyak berhubungan dengan Presiden sehingga mudah-mudahan chemestry-nya nanti baik dengan presiden," ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan setiap penunjukan nama calon Panglima TNI yang diajukan Presiden, tidak pernah ditolak Komisi I DPR, apalagi calon tunggal.
Menurut dia, selama ini Komisi I DPR tidak ada masalah dengan Marsekal Hadi karena sering berkomunikasi khususnya terkait dengan TNI sebagai mitra kerja Komisi I DPR.
"Jadi saya rasa, tidak terlalu ada masalah, meskipun demikian tetap nanti secara formal akan ada surat-surat yang harus kita cek kelengkapannya dan rekam jejaknya," katanya.
Meutya meyakini sebelum masa reses pada Masa Sidang Kedua Tahun Sidang 2017-2018, proses uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI bisa dilaksanakan. Menurut dia, DPR memiliki waktu dua pekan untuk memproses pergantian Panglima TNI. (Ant)
Editor : Redaktur