Silangit–Tapanuli, SUMUT I Media Nasional Obor Keadilan I Rabu
( 08 / 11 / 2017 ). Bandara Internasional Silangit bisa menjadi ikon Batak
Raya ataupun Promosi Kawasan Danau Toba. Hal ini dikatakan Dr. (C) Liber
Simbolon, M.Kom saat road show keliling Danau Toba dan Bandara Internasional
Silangit.
Kata Liber, rute perjalanan menuju Pulau Samosir atau antar
kabupaten yang mengitari Danau Toba bisa melalui Kecamatan Muara, Tapanuli
Utara dan Bakkara di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat sebagai gerbang
alternatif menuju Pulau Samosir yang dikenal asal muasal suku Batak. Alternatif
moda transportasi ada lewat darat dan air, misalnya, penyebrangan via kapal ke Kecamatan Nainggolan, Harian Boho dan Pangururan yang merupakan ibukota Kabupaten
Samosir.
“Sudah saatnya,
diselenggaran pusat kajian dan pelatihan bagi masyarakat sekitar Danau
Toba agar masyarakat dapat melihat peluang dan kreatifitas sadar wisata, karna
turis lokal dan manca negara sangat
membutuhkan kenyamanan, pelayanan sebagai penunjang eksotisme danau terluas di
Asean," kata Liber Simbolon Dosen Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta
yang juga Ketua Umum DPP Sarjana Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Dijelaskan, pada saat Presiden Joko Widodo mengunjungi
Bandara Silangit, mengatakan bahwa Bandara Silangit menjadi
akses transportasi udara berkelas internasional. Ketika itu kerumunan warga
menyambut serta melambaikan tangan dengan ucapan “Horas Presiden Nami”
yang artinya Selamat Datang Presiden Joko Widodo ke Tanah Batak.
“Dokumen sejarah, saat Jepang hampir kalah di Perang Dunia II
pada tahun 1944, semua armada pesawat tempurnya di Sumatera bagian Utara
dipindahkan ke Bandara Silangit dan landasannya masih dari rumput dengan
jenis pesawat ringan,” katanya.
Sambungnya, sebelumnya juga Presiden RI pertama Ir Soekarno
juga pernah mendarat di Bandara Silangit, Danau Toba, Tapanuli Utara. Dokumen
sejarah memuat Presiden Soekarno hadir dan singgah di Bandara Silangit sekitar
tahun 1950-an disambut sangat meriah oleh masyarakat Batak. Setelah itu terjadi
gejolak politik nasional, sehingga bandara itu terabaikan dan tak terurus.
“Namun saat ini sudah diresmikan menjadi Bandara
Internasional tanggal 28 Oktober 2017. Kesempatan untuk akses pulang kampung
menjadi lebih mudah, dan promosi pariwisata Danau Toba, untuk pebisnis,
wisatawan lokal, maupun mancanegara,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut hadir para fungsionaris UNITA di
antaranya Artha Hutahaean SP MP (Pembantu Rektor II), Drs Robert Harianja MSi,
Grace Lamudur Arta Sihombing SKom MKom, dan Richand P Situmorang SSTP
(Camat Muara). (Red).