Sabtu, 15 Maret 2025 | 15:36:30

DINASTI PALUTA MEMICU PEMERINTAHAN YANG MAKIN BURUK

Foto : Walikota Padang Sidimpuan, Andar Amin Harahap (kanan) dan sang ayah Bupati Paluta Bachrum Harahap (kiri) Dok.Istimewa

Medan | Sumatera Utara |Media Nasional Obor Keadilan| Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) akan ikut dalam agenda Pilkada serentak. Namun, pasangan calon peserta Pilkada diperkirakan tidak banyak. Hingga saat ini baru dua nama calon bupati yang dikabarkan telah mengantongi dukungan partai politik yaitu Andar Amin Harahap dan Riskon Hasibuan.

Bila Pilkada Paluta hanya diikuti 2 (dua) pasangan calon, maka tentu kondisi ini cukup merugikan masyarakat Paluta, karena sedikitnya pilihan alternatif. Sedangkan polarisasi masyarakat pun akan lebih kelihatan dibanding dengan peserta yang lebih dari dua. Selain itu konsentrasi biaya politik pun bisa lebih banyak bagi kedua pasangan calon.

Menurut Amran Pohan, Tokoh Paluta dari Kecamatan Dolok,  Melihat perkembangan politik Pilkada Paluta, potensinya cukup besar hanya diikuti 2 pasangan calon, bila ini yang terjadi tentu akan merugikan masyarakat itu sendiri, karena sempitnya pilihan alternatif, blok masyarakat pun lebih gampang terbentuk.

"Ya sejatinya akan seperti itu, menyikapi perkembangan politik Pilkada di Paluta," kata Amran Pohan yang saat ini  berdomisili di Medan tersebut.

Dialing pihak, menurut Ansor Harahap Direktur Lingkar Studi Pembangunan (LSP) Sumatera Utara kepada wartawan mengatakan,  bahwa keikutsertaan Andar Amin Harahap Walikota Padang Sidimpuan yang notabenenya putra Bupati Bachrum Harahap (petahana) adalah salah satu faktor dominan mengubah peta politik di Paluta.

Para tokoh yang selama ini cukup banyak yang berminat menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada 2018 akan berpikir ulang mengingat posisi Andar Amin selaku calon nantinya dihitung sebagai petahana. Sedangkan pola permainan Andar Amin dan juga sang ayah Bachrum Harahap dikenal "all out" dalam mengerahkan semua potensi,  termasuk dengan melakukan politik uang diduga selama ini bagian penting dalam permainan Bupati Paluta untuk memenangkan pertarungan.

"Inilah konsekuensi politik, setelah Mahkamah Konstitusi membuka kran tidak dilarangnya politik dinasti di Indonesia, berdampak luas, salah satunya di Paluta yang nantinya akan diikuti Andar Amin Harahap putra Bupati sekarang Bachrum Harahap, telah mengubah peta politik Pilkada 2018, " katanya.

Sedangkan Ansor berpendapat,  bahwa keikutsertaan Andar Amin pada Pilkada Paluta tidak hanya merugikan masyarakat dalam proses Pilkada nantinya tapi juga akan  mempersempit peta politik dan minimnya pilihan alternatif.

Tetapi lebih dari itu, kondisi ini menandakan betapa semakin terbukanya peluang penyalahgunaan wewenang dalam proses demokrasi di Paluta. Kemudian, apabila nantinya Andar Amin terpilih menjadi Bupati Paluta dapat semakin memperburuk kualitas penyelenggaraan pemerintahan kabupaten.

"Berkaca dari kepemimpinan pemerintahan di banyak daerah politik, dinasti cenderung buruk pemerintahannya, jarang sekali baik, bisa kita lihat diantara para koruptor yang ditangkap KPK adalah produk dinasti politik, " ungkapnya.

Misalnya, seperti  Rita Widyasari Bupati Kutai Kartanegara putri Bupati yang menjabat 2 periode sebelumnya, demikian juga nantinya bila Paluta dipimpin Andar Amin diperkirakan akan sama, tidak ada kemajuan alias tanpa prestasi, tanpa konsep. Wibawa kepemimpinan rendah, pembangunan sekedarnya saja, dan sebaliknya dugaan terjadinya korupsi berjamaah begitu kuat, potret ini sesungguhnya sudah terlihat selama beliau menjabat Walikota Padangsidimpuan

"Apalagi di Paluta untuk yang kedua periode beliau menjabat kepala daerah, maka gagasan dan hasrat membangunnya akan rendah" tegas Ansor.

Penulis : Sofar Panjaitan
Editor : Redaktur

Berita Terkait

Komentar