|

ISLAM, TNI DAN KEDAULATAN BANGSA

JAKARTA | MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | ( Sabtu, 7 / 10 / 2017 )

Ket. Gambar : Panglima TNI, Haidar Nasir, K.H Din Syamsuddin dan Tokoh Muhammadiyah serta Tokoh Nasional mengikuti Pengajian bulanan di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta Pusat.

Pengajian bulanan di Aula Auditorium KH . Ahmad Dahlan, dengan Tema ISLAM, TNI, Dan KEDAULATAN BANGSA. Gedung Pusat Muhammadiyah jalan Menteng Raya no 62 , Jakarta Pusat.

Dihadiri oleh banyak Tokoh seperti: Panglima TNI Jenderal TNI  Gatot Nurmantyo, Prof Dr Salim Said, Drs H Hahrianto Y, Thohari MA, K. H Din Samsudin, Haidar Natsir.

Acara Pengajian di mulai dengan bacaan " Basmallah 'Pembacaan Ayat Suci Alquran oleh Ustad Hasib Sofian.

Haidar Nasir Ketua Umum Muhammadiyah menyampaikan dalam sambutannya "Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT sampai saat ini kita masih bisa melaksanakan pengajian pada malam ini saya mengucapkan Selamat Datang kepada Bapak Panglima TNI , dan tak lupa saya ucapkan selamat berulang tahun ke 72 tahun. Insya Allah kita simak Islam dan TNI adalah kedaulatan bangsa yang tidak bisa lepas. TNI berjalan bersinergi dengan Umat Islam  menjaga kedaulatan Negara, dalam konteks Islam kita kedepan akan menghadapi paradigma baru dalam menjaga Kedaulatan Negara, dalam menjaga kekuatan bersama dengan menjalin hubungan seluruh Komponen Bangsa dalam menghadapi kemajuan Problematika di Negara", tuturnya.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menyampaikan dalam sambutannya " Islam, TNI dan Kedaulatan Bangsa, saudara sekalian dalam kedaulatan bangsa tidak bisa terlepas dari sejarah, kita juga tahu tiap-tiap daerah banyak Perjuangan dan memiliki para Pahlawan, mereka melaksanakan perlawanan, tidak pernah berhasil karena masih bersifat kedaerahan, suatu ketika muncul pemuda yaitu Budi Utomo, kemudian muncul lagi Kyai Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk meningkatkan persatuan, kenapa begitu cepat? Jawabannya karena adanya ajaran Islam, tapi yang lain di Indonesia jangan takut dengan Islam, tapi ada Negara yang takut sama Islam, liat di seluruh suku mempunyai senjata masing-masing, dan ada juga memiliki tarian yang bermacam-macam, dalam konteks ini setiap orang Indonesia memiliki rasa berjuang , bahkan dulu ada lulusan akademi pelaut dari Aceh yaitu Malayahati, pejuang yang tidak pernah takut mati yang tidak pernah menyerah dalam membela yang lemah itulah rasa ksatria, dalam menyatukan semangatnya ini para pemuda melaksanakan perjuangan, umat Islam mendirikan perkumpulan Para Mujahidin, dan munculah slogan "Merdeka atau Mati" itu adalah salah satu slogan jihad, umat Islam Bersatu bersama umat Kristen dan lainnya untuk berjuang, yang berjuang adalah semuanya rakyat untuk merebut kemerdekaan dengan sejata seadanya", tegas Panglima TNI.

Tambahnya, Sekarang jangan merasa sok sok an merebut Kemerdekaan, Kita ( Indonesia) Merdeka tidak dibantu oleh siapa siapa, Umat Islam menaungi Agama yang lain dengan KeTuhanan, dalam konteks ini juga Memperlakukan Bangsa Indonesia dengan bernegara beradab, tuturnya.

Sambungnya lagi, "Kalau sila pertama dan kelima di laksanakan negara Aman, Indonesia banyak Suku, Provinsi, belum lagi kabupatennya, Pilkadanya, Negara kepulauan terbesar tetapi bersatu, Negara Soviet pecah jadi 15 akhirnya hancur, Cikal bakal tentara adalah Panglima Jenderal Sudirman, sekarang ini kita mengalami perkembangan informasi seolah olah tanpa batas,  makanya banyak cara untuk mengadu domba, sekarang Presiden (Jokowi) menjadi bingung karena banyaknya Peraturan Perundangan Undangan, Perintah Bapak (Presiden) Jokowi harus dipangkas tetapi sama MK tidak boleh, TNI sadar betul dahulu adalah rakyat, makanya tidak bisa di pisahkan Antara TNI dan Umat Islam, ini adalah anugerah yang diberikan kepada bangsa Indonesia, makanya kita Menjaga anugerah tersebut jangan terbawa oleh adu domba", tuturnya.

Guru Besar Profesor  Doktor Salim Said, menyampaikan "Korea Selatan itu tidak jauh dengan kepemimpinan pak Suharto, kenapa Korsel maju , orang Korsel takut dengan Korut, sekarang Indonesia seluruh Pejabat yang di KPK itu dulunya di sumpah, tetapi seluruh nya melanggar sumpah, tantangan kita adalah gimana caranya untuk kemajuan Bangsa Indonesia. Bagaimana caranya menjaga keutuhan NKRI", tandasnya.

 Harjanto Y Tohari MA
mengatakan "Muhammadiyah dengan TNI sangat erat sekali, Panglima besar Jenderal Sudirman adalah Bapak TNI, Di tubuh TNI mengalir darah Muhammadiyah begitu juga sebaliknya, Hubbul Wathon yang diciptakan untuk memberikan pertolongan tanpa melihat latar belakang, mengajarkan ke Bhinekaan dan kemajemukan. Negara kita sangat besar, untuk melindungi Bangsa Indonesia memerlukan kerja bersama untuk menegakan kedaulatan, tetapi kita perlu TNI yang kuat, TNI yang profesional di tandai Well Trade, dilatih yang baik, di kasih senjata yang baik, harus digaji yang baik, agar pertahanan Negara kuat harus di dukung oleh semua rakyat, agar kuat, membentuk kesejahteraan rakyat", ujarnya.

K.H Din Syamsudin "TNI kuat bersama Rakyat begitulah seharusnya terjalin erat berkaitan antara Rakyat dan Tentara sebagai garda terdepan untuk kedaulatan negara Indonesia, demi menciptakan negara yang berdaulat dan bermartabat, kriteria untuk menunjukan Tentara berakhlak mulia  menjaga tegaknya kedaulatan, jangan sampai rakyat tidak mendapatkan tempat untuk ikut menjaganya, Semoga Negara kita menjadi negara yang kuat" tutup Din.

Reporter: David S
Editor: Muhammad Najib
Komentar

Berita Terkini