Kamis, 10 April 2025 | 12:49:02

BerPancasila dengan BerPalestina.


     
Gambar : Penulis (Muhammad Najib)  Aktivis HMI.

Dalam otoritas sebuah negara banyak hal yang harus dipertahankan terutama wilayah. Karena tegaknya suatu negara salah satu faktornya karena adanya wilayah. Wilayah menjadi salah satu syarat fundamental bagi berdirinya suatu negara dan bahkan negara bisa dianggap kuat dan terhormat apabila memiliki otoritas wilayah yang besar. Masih ingatkah kita bahwa hampir kurang lebih 40 abad yang lalu dunia ini masih dalam kekacauan yang mutlak hingga terpecah menjadi 3 kekuatan besar yang masing-masing kekuatan itu melancarkan agresi militernya untuk membantai ratusan atau bahkan ribuan nyawa demi satu wilayah. Sampai disini penulis berharap pembaca sadar kalau wilayah memang menjadi hal yang sangat penting bagi orang-orang yang telah diperbudak kekuasaan. Maka tak salah kalau Adolf Hitler pernah membantai habis-habisan orang yahudi. Kita lihat Palestina hari ini. Sudah berpuluh tahun lamanya mereka mempertahankan wilayah mereka hanya demi menunjukkan eksistensi mereka bahwa mereka berhak dikatakan sebagai suatu negara bahagian dari negara-negara didunia ini, mereka berhak untuk dihormati, mereka berhak mempunyai otoritas kenegaraan nya sendiri, mereka berhak hidup, mereka berhak untuk mendapatkan hak-haknya. Namun ada apa dengan konstalasi dunia saat ini? Seolah PBB BUNGKAM. Hari ini kita melihat Palestina bukan lagi berbicara persoalan isu agama saja tapi konteksnya sudah sangat manusiawi harusnya. Penulis sangat mengecam dan mendo'akan semoga Tuhan membalas perbuatan Zionis Yahudi Jahannam tersebut.
Mengapa Penulis sedemikian marah?
Bagaimana tidak dirundung rasa marah, kita bisa saksikan sendiri bahwa seharusnya hubungan antar negara diera globalisasi saat ini sudah tidak saatnya lagi memperebutkan wilayah, memutarbalikkan fakta, serta yang lebih kejamnya menghilangkan nyawa orang yang terhormat sekalipun. Ini lah yang namanya teroris. Lantas kita kemana selama ini? Kenapa menutup mata?
Harusnya hubungan negara hari ini adalah perang pemikiran, perang ilmu. Namun lagi-lagi konspirasi telah menjelma menjadi kekuatan untuk menyerang, membungkam bahkan membunuh. Layakkah kita anggap Israel sebagai sebuah negara?
Indonesia mempunyai dosa.
Sudah jelas amanah pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya, dan turut serta dalam perdamaian dunia dan maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan. Lalu masihkah kita tidak menolong Palestina? Dimana letak sisi kemanusiaan kita?
Jangan pernah kita hina mereka yang membantu melalui bentuk apapun itu. Karena do'a sekalipun, itu juga merupakan bantuan. Yang jelas Indonesia mempunyai dosa kalau tidak membantu Palestina. Disinilah letak nasionalisme kita sesungguhnya disaat negara yang tertindas kita bantu tak pandang bulu mau negara manapun selama ia tertimdas kita wajib membantu, inilah baru namanya kita mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah wajib bergerak membantu, mahasiswa jangan bungkam, jangan pernah takut menyuarakkan kebenaran. Kita sudah merindukan aksi-aksi mahasiswa tentang kemanusiaan dan sosial. Maka dari itu Mahasiswa haruslah sadar dan bergerak untuk menggelar aksi sosial untuk menyelamatkan Palestina dan untuk mengamalkan Nilai Pancasila.
Palestina bukan Milik Islam, tapi Milik Dunia.
Hari ini dunia memang telah menutup matanya, seolah-olah yang wajib membela Palestina adalah Orang Islam saja, mereka tidak sadar bahwa kalau Islam tidak pernah diturunkan maka tidak ada peradaban dimuka bumi ini. Itu terbukti langsung yang kesemua ilmu pengetahuan itu bersumber langsung dari kitan suci ummat Islam yakni Alquran. Tanpanya, mungkin sampai saat ini manusia seluruh dunia kesulitan menentukan arah mata angin. Kalau itu terjadi mungkin manusia berterbangan menembus ambang batasnya masing-masing.
Maka Kalaulah dunia sadar Palestina wajib dipertahankan, Israel wajib dihentikan. Jangan ada lagi konspirasi yang menjadi acuan bagi dunia tuk tidak menolong Palestina. Karena masyarakat mayoritas bisa saja membangun paradigma baru bahwa mereka harus berhati-hati terhadap Israel dan sekutunya yakni Amerika dan Rusia serta Cina. Karena masyarakat luas bisa saja menduga bahwa suatu saat nanti kejadian yang hari ini terjadi terhadap Palestina mungkin esok atau lusa terjadi juga dinegara mereka yang menduga tersebut.

Penulis Muhammad Najib
 ( Aktivis HmI )

Berita Terkait

Komentar